1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah
suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering
juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya,
bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna
kata makan seperti ini adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat
dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan
pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat
berarti untung atau pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar
kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil
berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa
apakah suatu makna kata adalah makna denotatif atau konotatif.
2. Makna Umum dan Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya.
~Makin luas ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin
umum suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham
dalam pemaknaannya.
~Makin sempit ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin
sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin
mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat.
Misalnya:
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada
kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti
gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas.
Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele,
sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini
kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata
yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele,
tawes, dan ikan mas.
3. Kata abstrak dan kata konkret.
Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata
konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara.
Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap panca-indra, kata itu disebut
kata abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan
untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara
halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata
abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan.
Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak,
hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik
kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama
benar.
Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.
5. Kata Ilmiah dan kata popular
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa
digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah,
pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.
Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata
populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas
dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang
berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya
tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.
Agar dapat memahami perbedaan antara kata ilmiah dan kata populer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar