Ciri struktur (unsur-unsur) bahasa Indonesia baku adalah sebagai berikut.
Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisten.
b. Pemakaian fungsi gramatikal (subyek, predikat, dan sebagainya secara eksplisit dan konsisten.
c. Pemakaian fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan konsisten (pemakaian kata penghubung secara tepat dan ajeg.
d. Pemakaian pola frase verbal aspek + agen + verba (bila ada) secara konsisten (penggunaan urutan kata yang tepat).
e. Pemakaian konstruksi sintesis (lawan analitis).
f. Pemakaian partikel kah, lah, dan pun secara konsisten.
g. Pemakaian preposisi yang tepat.
h. Pemakaian bentuk ulang yang tepat menurut fungsi dan tempatnya.
i. Pemakaian unsur-unsur leksikal berikut berbeda dari unsur-unsur yang menandai bahasa Indonesia baku.
j. Pemakaian ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD).
k. Pemakaian peristilahan resmi.
Ragam Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan menurut pemakaian kaidah yang baku di antaranya.
Ada dua perbedaan yang mencolok mata yang dapat diamati antara ragam bahas tulis dengan ragam bahasa lisan, yaitu :
a. Dari segi suasana peristiwa
Jika menggunakan bahasa tulisan tentu saja orang yang diajak berbahasa
tidak ada dihadapan kita. Olehnya itu, bahasa yang digunakan perlu lebih
jelas. Fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, objek, dan hubungan
antara setiap fungsi itu harus nyata dan erat. Sedangkan dalam bahasa
lisan, karena pembicara berhadapan langsung dengan pendengar, unsur
(subjek-predikat-objek) kadangkala dapat diabaikan.
b. Dari segi intonasi
Yang membedakan bahasa lisan dan tulisan adalah berkaitan dengan
intonasi (panjang-pendek suara/tempo, tinggi-rendah suara/nada,
keras-lembut suara/tekanan) yang sulit dilambangkan dalam ejaan dan
tanda baca, serta tata tulis yang dimiliki. Goeller (1980) mengemukakan
bahwa ada tiga krakteristik bahasa tulisan yaitu acuracy, brevety,
claryty (ABC).
Acuracy (akurat) adalah segala informasi atau gagasan yang dituliskan
dapat memberi keyakinan bagi pembaca bahwa hal tersebut masuk akal atau
logis.
Brevety (ringkas) yang berarti gagasan tertulis yang disampaikan
bersifat singkat karena tidak menggunakan kata yang mubazir dan
berulang, seluruh kata yang digunakan dalam kalimat ada fungsinya.
Claryty (jelas) adalah tulisan itu mudah dipahami, alur pikirannya mudah
diikuti oleh pembaca. Tidak menimbulkan salah tafsir bagi pembaca.
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai
dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa
lawan bicara, dan sesuai dengan topic pembicaraan. Bahasa Indonesia yang
baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam
berbahasa Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan
serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Ada pun
berbahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai
dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar